Monday, March 12, 2007

Pasar Satay



Satay atau sate tentu semua orang tau dan sebagian besar orang pasti menyukai sate apapun jenis dagingnya, ada sate ayam, kambing, sapi, kelinci, ikan, kerbau, penyu dan ragam lainnya dengan bumbu yang juga beragam jenisnya. Sate juga salah satu makanan favorit yang mudah di dapat hampir diseluruh pelosok Nusantara.
Bagi anda yang suka akan sate dan ingin menikmatinya bersama rekan bisnis maupun acara keluarga dengan suasana yang nyaman dan bersih serta memiliki penyajian yang unik, Samara restaurant adalah tempatnya. Pasar Satay adalah salah satu menu makanan berupa aneka sate, mulai dati sate ayam, sate lilit, sate kambing, sate ikan, sate buntel dan lainnya. Aneka sate yang jumlahnya tidak kurang dari 30 tusuk disajikan dalam sebuah 'perahu' kayu yang dihias sedemikian rupa sehingga sangat menarik dan memiliki rasa yang hmmm enaaaknya..
Menu lain yang tidak kalah nikmatnya adalah Martabak Bourekas, mirip seperti martabak telor namun lebih banyak sayur didalamnya. Humus bitahine, mesti ada coba pula yaitu oseng bayam kacang dengan rasa yang menyegarkan.
Restaurant yang berlokasi di Jl. Kebon Sirih (tidak jauh dari perempatan Jl. Sabang), Jakarta, memiliki suasana yang nyaman dengan dekor bernuansa timur tengah dan India banyak dipenuhi oleh barang maupun lukisan antik. Bagi anda penikmat suasana yang romantis, inilah tempatnya. Point: Makanan 3.5/5, Suasana 4/5, Harga 4.5/5, Pelayanan 3/5

Saturday, March 10, 2007

Sea Walker, Bali

Menyelam dilaut, hmm... agak menakutkan terkesan bagi orang yang belum pernah mencobanya apalagi bagi yang tidak bisa berenang, belum lagi membayangkan biaya sewa peralatan dan pelatihan dasar yang harus dilakukan sebagai pemula. Namun keindahan dasar laut tropis sangat mengagumkan patut kita lihat sebagai bagian ciptaanNya, suatu dunia bawah air yang mempesona. Indonesia memiliki banyak taman laut bahkan diantaranya dikenal oleh pecinta alam bawah air sebagai salah satu yang terindah di dunia, yaitu Bunaken di kepulauan Sulawesi Utara.

Melihat indahnya coral dan warna-warni ikan dan ragam binatang laut bukan tidak mungkin kita nikmati dengan menyelam dengan cara yang aman dan tanpa harus mengikuti kursus menyelam, bahkan bagi orang yang tidak bisa berenang sekalipun. Sea Walker adalah pilihan untuk itu, lokasi nya di pantai Sanur Bali. Dengan membayar Rp. 400.000 (harga untuk wisatawan lokal), kita dapat menikmati wisata laut selama lebih kurang 15 menit. Memasuki kawawan Hotel Putri Santrian, kita akan mendapati counter Sea Walker di bagian belakang tidak jauh dari private beach hotel sersebut. Setelah melakukan registrasi serta menandatangani form asuransi, pembayaran serta ganti pakaian renang, kita didemokan cara menyelam ala Sea Walker. Beberapa saat kemudian para under water guite yang ramah memberikan sepasang sepatu khusus untuk berjalan di dasar laut beserta life fest. Dengan speadboat para wisatawan lokal dan asing (wisatawan Jepang sangat menyukai olah raga menyelam) dibawa kesebuah tongkang khusus yang sengaja disiapkan 500 meter dari tepi pantai. Sebelum kita turun kedasar laut, kita dipasangkan sebuah 'kubah kaca' bak seorang astronot yang hendak berjalan diruang angkasa. Memiliki prinsip seperti gelas yang dibenamkan terbalik ke dalam air, udara dalam kubah kaca tersebut 'menahan' air masuk menjadi alat untuk kita bernafas di dalam air dimana oksigen disalurkan melalui selang plastik. Dengan kedalaman sekitar 5 Meter, bersamaan dengan 5 wisatawan yang menggunakan peralatan tersebut, berjalan dibawah air bergantengan satu dengan yang lain dengan sebuah tongkat panjang stainless steel dibawah supervisi dua orang underwater guide. Sesaat kita berhenti untuk memberi makan ikan berbagai jenis dan warna sambil diabadikan oleh Camera Digital khusus bawah air. Suatu pengalaman yang tak terlupakan untuk melihat kekayaan alam dasar laut negeri tercinta kita...

Friday, March 9, 2007

Panti asuhan si Boncel



Hari Natal selalu dirayakan secara hikmad dan penuh kasih oleh seluruh umat Nasrani di dunia. Pesan kedamaianpun disampaikan oleh pemuka agama untuk kita selalu ingat akan makna Natal itu sendiri.

Sewaktu aku kecil di era tahun 1970an, hari Natal selalu identik dengan pohon Cemara hidup yang dipotong dan ditaruh di ruang keluarga dan dihiasi dengan pernik Natal terbuat dari gelas kaca, ditaburi kapas sebagai pengganti 'salju' dan dikelilingi dengan lampu hias yang berkedip-kedip aneka warna. Hari Natal membawa kesan yang unik dan gembira, maklum saat aku kecil menjelang hari Natal selalu identik dengan kado yang dibawa oleh Sinterklas dan Piet Hitam yang membawa sapu lidi dan karung. Ada kesan tersendiri untuk Piet Hitam, aku punya rasa takut yang luar biasa untuk berjumpa dengannya sampai umur 12 tahun. Namun rasa takut tersebut selalu tertutupi oleh kado 'pemberian' Sinterklas. Kado pertamaku dari Sinterklas adalah mainan Robot batere yang aku terima tanggal 5 Desember 1970 di aula sekolah TK di kota Bandung. Padahal setelah sekian tahun baru tau bahwa kado tersebut dibelikan oleh orang tuaku yang disampaikan melalui Sinterklass dengan sederet nasihat agar 'tidak nakal, belajar dsb dsb...'. Kesan Natal akhirnya membekas dengan indah di dalam hati dan meninggalkan kenangan yang tak terlupakan sejalan dengan bertambahnya umur.

Kecerian saat Natal juga dirasakan oleh anak-anak yang dengan berbagai sebab tidak bisa dinikmati bersama orang tua dan keluarganya. Mereka terpaksa hidup bersama rekan-rekannya jauh dari lingkungan keluarga. Namun kasih sayang, pendidikan dan pertumbuhan fisik serta mental mereka tidak berbeda dengan (bahkan lebih) yang didapatkan dalam likungan panti asuhan. Sebuah panti asuhan Katolik, Si Boncel yang berada di Jl. Desa Putra kawasan Depok memiliki lebih dari 110 anak Balita bahkan tidak kurang dari 10 bayi ada diantaranya dibawah pengawasan Suster dan para pengasuh yang penuh kasih sayang, kesabaran serta profesional menangani anak-anak dari berasal dari orang tua dengan berbagai macam latar belakang, agama maupun profesi.
Sama seperti anak-anak lainnya, Natal memiliki suasana yang unik dan keceriaan tersendiri semasa usia mereka. Sejak tahun 2004, setiap bulan Desember, aku selalu ingin dekat dengan anak-anak membagi rasa suka cita serta mengingatkan pada masa kecil yang indah di hari Natal. Awalnya hanya sebatas memberi donasi pada panti asuhan, namun hal ini tidak bisa kurasakan kedekatan dengan anak-anak. Akhirnya, teringat akan Sinterklas yang selalu menjadi pribadi yang selalu dekat dan ditunggu anak-anak sepanjang hari Natal. Maka Natal 2004 aku sewa baju Sinterklas dan hubungi Panti Asuhan si Boncel untuk memperoleh ijin untuk membuat acara Sinterklass untuk menghibur anak-anak panti. Ide ini disambut dengan ramah dan baik oleh suster Mariana, salah satu pengurus di panti asuhan si Boncel. Berkat dukungan beliaulah acara ini terlaksana setiap tahunnya bahkan dalam acara Natal 2006 dan 2007 diselenggarakan bersamaan dengan hari ulang tahun anak-anak panti asuhan yang dirayakan setiap tiga bulan sekali.

Kesan gembira, ceria dan kasih sangat dirasakan, anak-anak dengan suka cita dan antusias menyapa Sinterklas. Ada yang berceloteh 'Sinterklass, datang dengan rusa ya.. ada dimana rusanya ?', 'Ho, ho, ho....', 'Sinterklass, kapan datang lagi....' namun ada juga yang menangis melihat wajahku yang berjenggot panjang, berkumis serta berambut putih. Namun suasana ini sangat dekat, penuh keceriaan dan sedikit sedih. Semuanya terbayang dalam ingatan yang mungkin tidak bisa kita rasakan sebelumnya.
Acara tersebut diakhiri dengan membagikan kado yang sudah aku siapkan sebelumnya berupa mainan buat anak laki, anak perempuan dan bayi. Hal ini jauh dari yang aku dapat, yaitu kasih....